MEKANISME PERTAHANAN TUBUH
( Perananan Sistem Imun sebagai Pertahanan Tubuh Terhadap Penyakit
)
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Patologi Umum
Oleh :
Kelas B
Ai
Endah 144101073
Hassena
Mahsus 144101069
Hesty
Amalia Maula D 144101075
Risti
Husniawati 144101048
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2014
LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN
Makalah ini telah diterima pada hari......................... tanggal................................
oleh
Dosen Mata Kuliah Patologi Umum
Nur Lina, S.KM., M.Kes (Epid)
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Mekanisme Pertahanan Tubuh
: Peranan Sistem Imun sebagai Pertahanan Tubuh Terhadap Penyakit “. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi Umum.
Sistem imun
atau sistem kekebalan tubuh merupakan semua mekanisme tubuh untuk
mempertahankan diri dari serangan benda asing yang masuk kedalam tubuh.
Keberadaan sistem imun dalam tubuh manusia sangat penting, hal itu dikarenakan
sistem imun akan menyerang antigen yang masuk kedalam tubuh sehingga kita
terhindar dari berbagai penyakit. Pada sistem imun terdapat istilah imunitas.
Imunitas sendiri adalah ketahanan tubuh atau resistensi tubuh terhadap berbagai
penyakit yang dapat membahayakan tubuh.
Akan tetapi, persoalan-persoalan
yang dibahas dalam sistem imun tidaklah terbatas pada hal itu saja. Apa pengertian dari sistem imun? Apa saja peranan sistem imun bagi tubuh? Apa saja macam - macam sistem imun? Apa saja gangguan yang terjadi pada sistem imun? Pertanyan
inilah yang menjadi fokus makalah yang penulis susun.
Penulis menyadari
bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Nur
Lina, S.KM., M.Kes (Epid) selaku dosen
mata kuliah yang telah membantu penulis selama menyusun makalah ini;
2.
rekan-rekan
seangkatan yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan makalah
ini;
3.
semua
pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini
bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu,
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis
dan pembaca. Amin.
Tasikmalaya, 06 Desember 2014 Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH................................................... 1
B.
RUMUSAN
MASALAH.................................................................... 1
C.
TUJUAN
MAKALAH........................................................................ 2
D.
KEGUNAAN
MALAKAH................................................................ 2
E.
PROSEDUR
MAKALAH.................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TINJAUAN
PUSTAKA...................................................................... 3
1. DEFINISI SISTEM IMUN............................................................. 3
B.
PEMBAHASAN.................................................................................. 3
1.
PERANAN
SISTEM IMUN BAGI TUBUH............................... 3
2.
MACAM
– MACAM SISTEM IMUN......................................... 4
3.
GANGGUAN
PADA SISTEM IMUN........................................ 13
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
1.
SIMPULAN................................................................................... 15
2.
SARAN.......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Sistem imun atau sistem kekebalan
tubuh merupakan semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan
benda asing yang masuk kedalam tubuh. Keberadaan sistem imun dalam tubuh
manusia sangat penting, hal itu dikarenakan sistem imun akan menyerang antigen
yang masuk kedalam tubuh sehingga kita terhindar dari berbagai penyakit.
Selain sebagai benteng pertahanan
dari berbagai antigen, sistem imun juga berperan dalam peremajaan sel-sel yang
telah mengalami kerusakan dan kematian serta berperan dalam membersihkan
sisa-sisa sel buangan. Bagi orang-orang yang mempunyai kelainan terhadap sistem
imun, mereka akan memiliki gangguan- gangguan yang disebabkan oleh sistem imun
mereka sendiri.
Dalam menghadapi berbagai antigen yang masuk
kedalam tubuh, ada sebagian sistem imun yang tidak akan langsung merespon
terhadapa antigen tersebut. Hal itu dikarenakan sistem imun harus terlebih
dahulu adaptasi dan mengenali jenis antigen tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman tentang
pentingnya sisem imun bagi tubuh masih sangat rendah, baik itu dikalangan
mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Sehingga perlu adanya suatu referensi
yang dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pentingnya sistem
imun sebagai pertahanan bagi tubuh. Oleh karena itu, penulis menulis sebuah
makalah yang bertajuk “Mekanisme Pertahanan Tubuh : Peranan Sistem Imun sebagai
Pertahanan Tubuh Terhadap Penyakit”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut.
1.
Apa
saja peranan sistem imun bagi tubuh ?
2.
Apa
saja macam – macam sistem imun ?
3.
Apa
saja gangguan yang terjadi pada sistem imun ?
C.
Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di
atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
peranan
sistem imun bagi tubuh;
2.
macam
– macam sistem imun;
3.
gangguan
yang terjadi pada sistem imun.
D.
Kegunaan Makalah
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pemahaman
tentang sistem imun atau sistem kekebalan dalam tubuh. Secara praktis makalah
ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.
penulis,
sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan khususnya tentang
mekanisme pertahanan tubuh yaitu tentang sistem imun sebagai benteng pertahanan
tubuh dari berbagai penyakit;
2.
pembaca,
sebagai media informasi tentang sistem imun atau sistem kekebalan tubuh.
E.
Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan
menggunakan metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan komprehensif. Data teoretis dalam
makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan studi pustaka, artinya penulis
mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan
tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisis isi melalui kegiatan
mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjauan Pustaka
1.
Definisi Sistem Imun
Imunitas merupakan jawaban reaksi
tubuh terhadap bahan asing secara molekuler maupun seluler. Immunitas berasal
dari kata latin yaitu immunitas. Secara umum sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang
dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah
terkena penyakit.
Jika sistem imun bekerja dengan
benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus,
serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika
sistem imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus dapat berkembang dalam tubuh.
Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya
mekanisme kerja sistem imun dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis
kanker. Sebagai bahan pemicu respon imun tersebut dikenal dengan antigen dan
sebagai jawaban reaksi imun dikenal dengan anribodi.
Respon imun merupakan respon tubuh berupa
suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen yang bertujuan
mengeliminasi antigen tersebut. Respon imun melibatkan berbagai macam sel dan
protein, terutama sel makrofag, sel limfosit, komplemen, dan sitokin yang
saling berinteraksi secara kompleks.
B.
Pembahasan
1.
Peranan Sistem Imun Bagi Tubuh
Sistem
imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia untuk mencegah patogen yang
dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia. Adapun beberapa peranan penting
dari sistem imun, yaitu :
a.
melindungi
tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh;
b.
menghilangkan
jaringan sel yang mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan;
c.
mengenali
dan menghilangkan sel yang abnormal yang berpotensi menjadi neoplasma;
d.
menjaga
keseimbangan homeostatis dalam tubuh dengan membersihkan sisa – sisa sel dan
zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah.
2.
Macam – macam Sistem Imun
a. Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari
Penyakit
1) Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik atau Inate Immunity
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan
yang lainnya. Dapat mendeteksi adanya benda asing dan melindungi tubuh dari
kerusakan, namun tidak dapat mengenali benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Sistem
imun ini telah ada dalam tubuh sejak dilahirkan. Adapun ciri-cirinya yaitu :
a)
tidak
selektif;
b)
tidak
mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya;
c)
respon
segera bereaksi begitu hospes mengenali adanya serangan mikroorganisme;
d)
memiliki
komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh.
Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
(1)
Pertahanan
yang Terdapat di Permukaan Tubuh
(a)
Pertahanan
Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu
kulit dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen ke
dalam tubuh.
(b)
Pertahanan
Mekanis
Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia
pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari berbagai
partikel berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi menyapu partikel
berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh.
(c)
Pertahanan
Kimiawi
Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan
oleh kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang
dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah
minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam
(pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di
kulit.
Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus)
mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis
dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.
(d)
Pertahanan
Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak
berbahaya ( Flora normal ) yang hidup di kulit dan membran mukosa.
Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri
patogen dalam memperoleh nutrisi.
(2)
Respons
Peradangan (Inflamasi)
Inflamasi
merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores
atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala
sekaligus, yakni dolor (nyeri), rubor (kemerahan), calor (panas), dan tumor (bengkak).
Inflamasi
berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi
inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel
darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan fagositosis terhadap mikrobia
yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
(a)
Adanya
kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga mengakibatkan patogen
mampu melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
(b)
Jaringan
yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin dan
prostaglandin.
(c)
Terjadi
pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga
permeabilitas pembuluh darah meningkat.
(d)
Terjadi
perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang
terinfeksi.
(e)
Sel-sel
fagosit memakan patogen.
(3)
Fagositosis
Fagositosis
adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan cara
mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu
fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit mononuklear
adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan
sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu
neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell
mast (mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh
sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses
fagositosis :
(a)
Pengenalan
(recognition), mikrobia atau partikel
asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.
(b)
Pergerakan
(chemotaxis), pergerakan sel fagosit
menuju patogen yang telah terdeteksi.
(c)
Perlekatan
(adhesion), partikel melekat dengan
reseptor pada membran sel fagosit.
(d)
Penelanan
(ingestion), membran sel fagosit
menyelubungi seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang
terletak dalam fagosom.
(e)
Pencernaan
(digestion), lisosom yang berisi
enzim-enzim bergabung dengan fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh
permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati
bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan terbentuknya
nanah.
(f)
Pengeluaran
(releasing), produk sisa patogen yang
tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.
(4) Protein Antimikrobia
Protein
yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah protein
komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan cara
membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Hal ini
menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan
garam-garam dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya
sel bakteri tersebut.
Interferon
dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan saat virus
memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon akan
berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian
membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat
dicegah.
2)
Sistem
Pertahanan Tubuh Spesifik atau Adaptive
Immunity
Sistem
Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap patogen tertentu
yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil
melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Sistem imun ini diperoleh karena
proses adaptasi. Adapun ciri-cirinya yaitu
:
a)
Bersifat
selektif
b)
Tidak
memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
c)
Mampu
mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
d)
Melibatkan
pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
e)
Perlambatan
waktu antara eksposur dan respons maksimal
Sistem
pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :
(1)
Limfosit
(a)
Limfosit
B (Sel B)
Proses
pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B berperan dalam
pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan
menjadi :
·
Sel
B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
·
Sel
B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh
serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua.
·
Sel
B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
(b)
Limfosit
T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses
pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan
kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara
langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat
dibedakan menjadi :
·
Sel
T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang
terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
·
Sel
T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya
serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.
·
Sel
T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan
produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan
bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
(2)
Antibodi (Immunoglobulin/Ig)
Antibodi akan
dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein
yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga
immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi
tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa protein
yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag.
Antibodi
tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan dan
dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan
disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul
tersebut memiliki tempat pengikatan antigen. Beberapa cara kerja antibodi dalam
menginaktivasi antigen yaitu :
·
Netralisasi
(menghalangi tempat pengikatan virus, membungkus bakteri dan atau opsonisasi)
·
Aglutinasi
partikel yang mengandung antigen, seperti mikrobia
·
Presipitasi
(pengendapan) antigen yang dapat larut
·
Fiksasi
komplemen (aktivasi komplemen)
Antibodi dibedakan menjadi lima tipe seperti pada tabel di bawah
ini.
No.
|
Tipe Antibodi
|
Karakteristik
|
1.
|
IgM
|
Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat
terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan primer)
|
2.
|
IgG
|
Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi
saat terjadi infeksi kedua (respons kekebalan sekunder). Mengalir melalui
plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin.
|
3.
|
IgA
|
Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan
membran mukosa. Berfungsi mencegah infeksi pada permukaan epitelium. Terdapat
dalam kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi
saluran pencernaan
|
4.
|
IgD
|
Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor
dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.
|
5.
|
IgE
|
Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah
dan cell mast (mastosit) di dalam
jaringan yang berfungsi memengaruhi sel untuk melepaskan histamin dan
terlibat dalam reaksi alergi.
|
Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem
kekebalan tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas
beberapa lapis seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Beberapa Lapis
Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
|
Pertahanan Tubuh Spesifik
|
|
Pertahanan Pertama
|
Pertahanan Kedua
|
Pertahanan Ketiga
|
§
Kulit
§
Membran mukosa
§
Rambut hidung dan silia pada trakea
§
Cairan sekresi dari kulit dan membran
mukosa
|
§
Inflamasi
§
Sel-sel fagosit
§
Protein antimikrobia
|
§
Limfosit
§
Antibodi
|
b. Berdasarkan Mekanisme Kerja
1)
Kekebalan
Humoral
Kekebalan
humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah
dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B
pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan
menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah
menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat
akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons
kekebalan primer.
Apabila antigen
yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan
menstimulasi pembentukan sel Bplasma
yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan
sekunder.
2)
Kekebalan
Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel
asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh
terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel
asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan
respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi
produksi antibodi.
c. Berdasarkan Cara Memperolehnya
1)
Kekebalan
Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu
sendiri.
a)
Kekebalan
Aktif Alami
Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit
akibat infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan
menjadi kebal terhadap penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit
campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.
b)
Kekebalan
Aktif Buatan
Kekebalan aktif
buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah proses
pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan
secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang mekanisme
pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme
yang telah dilemahkan atau dimatikan. Vaksin juga dapat berupa toksoid atau
ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang
dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan
antigen sehingga tubuh menjadi kebal terhadap penyakit yang menyerangnya.
Beberapa
jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar,
tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak,
dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam
skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat.
2)
Kekebalan
Pasif
Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan
pasif diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami
maupun buatan.
a)
Kekebalan
Pasif Alami
Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima
antibodi dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan.
Kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum)
yang mengandung banyak antibodi.
b)
Kekebalan
Pasif Buatan
Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi
yang diekstrak dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan
ini berlangsung singkat, tetapi mampu menyembuhkan dengan cepat. Contohnya
adalah pemberian serum antibisa ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa.
3.
Gangguan Pada Sistem Imun
a.
Alergi
Alergi
atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang
masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa
debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu,
misalnya udang.
Proses
terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian
merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali
masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk
akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh
untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan
mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses
inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti
bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan
bernapas. Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.
b.
Autoimunitas
Autoimunitas
merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi
justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh
sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses
pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan,
yaitu :
1)
Diabetes mellitus
Diabetes
mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang
berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan
hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.
2)
Myasthenia gravis
Myasthenia
gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik
mengalami kerusakan.
3)
Addison’s disease
Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar
adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadargula darah menurun,
mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.
4) Lupus
Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada
penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :
a)
Antibodi
menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel
darah merah sehingga menyebabkan anemia.
b)
Antibodi
bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks
imun.
5)
Radang
sendi (artritis reumatoid)
Radang sendi merupakan penyakit
autoimunitas yang menyebabkan peradangan dalam waktu lama pada sendi.
6)
AIDS
AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan
oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
yang menyerang sel T.
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab
sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
1.
Sistem
imun sangat berperan penting dalam tubuh manusia untuk mencegah patogen yang
dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
2.
Secara
umum, imunitas merupakan respon molekul dan selular yang mekanismenya terbagi dua
yaitu kekebalan non spesifik (inate immunity) yang didapatkan sejak
lahir dan kekebalan spesifik (adaptive
immunity) yang diperoleh melalui proses adaptasi terlebih dahulu terhadap
patogen yang masuk kedalam tubuh.
3.
Sistem
imun sebagai sistem pertahanan pada tubuh, ternyata dapat mengakibatkan
gangguan pada orang-orang tertentu. Contoh dari gangguan imun tersebut adalah
alergi, dan autoimunitas.
B.
SARAN
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut.
1.
Penulis
dan pembaca hendaknya memahami tentang berbagai macam peranan dari sistem imun
yang akan melindungi tubuh kita dari berbagai jenis penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,A.
(2013). Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia. [Online].
Tersedia : http://kidungkawan.blogspot.com/2013/10/pengertian-fungsi-dan-mekanisme-sistem.html. [03 Desember 2014].
Rajab, M.R.
(2012). Mekanisme Sistem Imun dalam Tubuh. [Online]. Tersedia: http://mrifkira.blogspot.com/2014/02/mekanisme-sistem-imun-dalam-tubuh.html. [03 Desember 2014].
Rantam, F.A.
(2003). Metode Imunologi. Surabaya : Airlangga University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar