Translate !!

Jumat, 25 Januari 2013

Teori Kependudukan


TEORI KEPENDUDUKAN
Teori kependudukan adalah suatu teori tentang asal usul pembentukkan Negara
berdasarkan stuktur penduduk di suatu wilayah yang meliputi jumlah,persebaran dan komposisi penduduk.
            Faktor – factor yang mempengaruhi keependudukan:
a.       Fertilitas ( kelahiran )
b.      Mortalty ( kematian )
c.       Migrasi ( perpindahan )
d.      Stuktur dan karakteristik masyarakat
Adapun sumber data utama dalam kependudukan adalah :
a.       Sensus
Sensus adalah perhitungan penduduk secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu Negara.
b.      Survey
Data surrvey adalah perhitungan penduduk hanya mengambil sampel dari seluruh populasi saja
c.       Registrasi vital
Registrasi vital adalah pengumpulan data penduduk dari semua sumber sejarah (kelahiran , kmatian ,dan migrasi ) yang tercatat secara resmi baik oleh pemerintah maupun oleh badan swasta lainnya.
A.Teori Kependudukan
            1. Doktrin Pro – Natalis
                Inti dari doktrin ini adalah bahwa manusia mutlak harus di persiapkan untuk terciptanya suatu Negara dan kestabilan jumlah penduduk amat penting untuk menjamin kesempurnaan.
            2. Doktrin Anti – Natalis
                 Inti dari doktrin ini adalah bahwa suatu Negara yang utuh tidak stabil apabila tidak dibarengi dengan perkembangan ekonomi yang seimbang anatara jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
            3. Aliran Malthusian ( Thomas Robert Malthus )
              Pendapatnya yaitu :
-          Penduduk apabila tidak ada pembatasan akan berkembang biak dengan sangat cepat dan akan memenuhi permukaan bumi ini.
-          Manusia selaku makhluk hidup memenuhi makanan.Sedangakan dalam faktanya laju pertumbuhan makanan lebih lambat dibanding laju penduduk.    
            4. Aliran Marxist ( Karl dan F. Angel )
               Pendapatnya yaitu :
-          Semakin banyak jumlah manusia maka banyak pula produk yang akan dihasilkan , jadi tidak perlu adanya pembatasan kependudukan.


Kesimpulan :
Jadi penduduk adalah unsur terpenting dalam pembentukan Negara.Dimana penduduk ini adalah  unsur Konstitutif atau unsur mutlak yang harus ada jika suatu Negara  akan di dirikan .
Perubahan penduduk itu di akibatkan oleh kelahiran , kematian dan migrasi
( perpindahan  penduduk ). Di dalam suatu negara juga harus diketahui secara pasti berapa jumlah penduduknya maka dari itu perlu adanya pendataan – pendataan yang sesuai dengan prosedur.






Selesai,..

Ringkasan tentang Jual Beli


MUAMALAH - JUAL BELI
Karena manusia bersifat sosial, maka kita membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita.Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan itu yaitu melalui  jual beli.
A. Pengertian dan Hukum Jual Beli
Asal kata jual beli بَاعَ – يَبِيْعُ – بَيْعًا  . Berdasarkan tinjauan bahasa artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu atau tukar – menukar sesuatu.
Sedangkan secara istilah, jual beli adalah kegiatan tukar – menukar suatu barang dengan barang lain atau tukar – menukar antara barang dengan uang, dengan syarat dan rukun tertentu.
Dibolehkannya kegiatan jual beli ini berdasarkan kepada dalil – dalil sebagai berikut :
a.       Al-quran surat Al-Baqarah/2 ayat 275
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
Artinya : Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
b.      Al – quran surat An – Nisa/4 ayat 29
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
c.       Hadis Nabi  SAW
عَنْ جُمَعِ سُئِلَ النَبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَنْ اَفْضَلِ الْكَسْبِ
 قَالَ : اَعْمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلٌّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٍ
Artinya : “Dari Juma`i  bin  Umar, ia berkata: “Rasulullah saw pernah
ditanya,”Apakah pekerjaan atau penghasilan yang paling baik ?
Beliau menjawab “Pekerjaan seseorang dengan tangan sendiri dan melakukan  jual beli yang baik (bersih)”. ( HR.Ahmad )
Pada prinsipnya hukum jual beli adalah mubah atau boleh selama tidak bertentangan dengan syara`.Selama jual beli tersebut dilakukan sesuai dengan aturan Islam maka akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak,yaitu penjual dan pembeli.

    B. Rukun  Jual Beli
1.  Akad (ijab qabul)
Ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual beli belum dikatakan sah sebelum  ijab dan qabul dilakukan sebab ijab qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan).
            2.  Orang-orang yang berakad (subjek)  yaitu :
a.        bai’  ( penjual )
b.       mustari  ( pembeli )
          3.  Ma’kud ‘alaih ( objek / barang )
          4.  Ada nilai tukar pengganti barang ( Uang )
   C. Syarat  Jual beli
1.      Syarat Penjual dan pembeli
a.       Keduanya harus balig dan mumayyiz
b.      Berakal sehat
Firman Allah swt :
وَلا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَامًا وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُوا لَهُمْ قَوْلامَعْرُوف
Artinya :” Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”. QS.An-Nisa/4 ayat 5
     c.   Kedua belah pihak sama-sama rela, tidak terpaksa
2.      Syarat Sah Barang yang diperjualbelikan
a.       Barang harus suci dari najis
b.      Ada manfaatnya
       Firman Allah Swt :
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
Artinya :” Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
     setan” QS. Al-Isra ayat 27
c.       Milik sendiri
Sabda Nabi saw yang di riwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi :
عَنْ حَكِيْمُ  بْنِ حِزَمْ قَالَ : قَالَ النَّبِيِ  صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : لَا بَيْعَ إِ لَّا فِيْمًا تمْلِكُ. ( رواه أبوداودوالتر مذي )
Artinya  : Dari Hakim bin Hizam ia berkata : “Rasulullah saw bersabda :Tidak ada   
jual beli kecuali pada barang yang dimilikinya.”  ( HR.Abu Dawud dan  
Tirmidzi )
d.      Jelas dan dapat diketahui kedua belah pihak
e.       Barang dapat di serahterimakan
D. Macam - macam Jual Beli
a)      Bai` Muqayyadah / Barter
Bai` Muqayyadah, artinya jual beli dengan melakukan pertukaran antara dua barang yang berbeda.
b)      Bai` Sarrafah
Bai` Sarrafah, artinya jual beli dengan melakukan pertukaran antara harga dengan harga.Misalnya, pertukaran emas dengan perak, rupiah dengan dolar,dll.
c)      Bai` Salam / Kredit
Bai` Salam, artinya jual beli barang dengan harga yang disepakati,tetapi dengan cara meminjamkan.Atau jelasnya, membeli barang dengan cara menangguhkan pembayaran.Contohnya membeli rumah secara kredit.
d)     Bai` Mutiaq / Tunai
Bai` Mutiaq, artinya jual beli yang dilakukan dengan penggaantian antara barang dengan harga dan dibayarkan tunai.
E. Jual Beli Yang Terlarang
Jual beli yang terlarang adalah jual beli yang apabila dalam transaksi tersebut ada pihak yang dirugikan.
Macam – macam jual beli yang di larang :
1.      Jual beli Garar
Artinya, jual beli barang yang di dalamnya ada unsur ketidakjelasan atau dikhawatirkan terdapat penipuan. Misalnya jual beli ternak yang masih dalam kandungan.
2.      Jual beli system Ijon
Yaitu, jual beli hasil pertanian/tanaman sebelum dipanen atau belim layak dipanen.Misalnya menjual mangga saat masih berbunga.

Larangan jual beli ini sesuai dengan hadis Nabi Saw :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ ا للهُ عَنْهُمَا اَ نَّ رَسُو لُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمْ :  نَهَى عَنْ بَيْعَ الثَّمَا رِ حَتَّى يَبْدُ وَ
صَلاَ حُهَا.(رواه البخا ري)
Artinya : “Dari Ibnu Umar, `Rasulullah saw. Telah melarang menjual buah – buahan
     sehingga nyata patutnya ( pantas di petik ). (HR.Bukhari)
3.      Jual Beli barang yang bukan milliknya
4.      Jual beli barang yang diharamkan
Dilarang jual beli terhadap barang – barang yang diharamkan bentuk, jenis, maupun kegunaannya.Barang – barang tersebut misalnya khamer, ganja, babi, darah, dan sebagainya.
F. Jual beli yang sah hukumnya tetapi terlarang
Beberapa jenis jual beli sebenarnya sah untuk dilakukan, tetapi Islam melarangnya. Larangan jual beli itu di sebabkan dapat mengecewakan orang lain, mempersempit laju gerak pasaran atau merusak kepentingan umum.
            Contoh jual beli seperti itu adalah :
1.      Membeli barang yang sudah dibeli orang lain, maksudny barang itu masih dalam    
 tawaran orang lain atau masih dalam khiyar yaitu masih dalam pertimbangan orang   
 lain.
 Nabi saw bersabda dalam sebuah hadis :
لاَ بَيْعُ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ. ( رواه مسلم )
 Artinya : “Janganlah membeli salah seorang diantara kamu akan sesuatu yang sudah
    dibeli orang lain” ( HR. Muslim )
2.      Jual beli dengan cara menghalang – halangi sehingga para penjual atau pembeli belum mengetahui harga umum di pasaran.
Nabi saw bersabda dalam sebuah hadis :
لاَ تَتَلَقُّوْ ا الرُّ كْبَا نَ ( رواه النسائ )
Artinya :”Janganlah kamu menghambat orang- orang yang mau ke pasar”   (HR An-Nasa`i)



3.      Jual beli dengan cara menimbun barang
Jual beli ini dilarang dalam agama islam karena dapat merugikan masyarakat yang membutuhkannya.Apabila barang – barang sudah langka, kemudian dijual dengan harga mahal, sehingga merusak harga.
Hal ini di kecam oleh Nabi saw dalam sebuah hadis :
لاَ يَحْتَكِرُ اِلاَّ خَا طِئٌ. ( رواه مسلم )
Artinya :”Tidak akan menimbun barang, kecuali orang yang durhaka” ( HR Muslim )
4.      Jual beli barang maksiat
Jual beli barang – barang maksiat maupun untuk tujuan maksiat sangat ditentang oleh islam.Segala bentuk kemaksiatan adalah dosa, maka jual beli semacam ini dilarang, meskipun sebenarnya sah untuk dilakukan.
5.      Jual beli pada saat salat Jumat
Firman Allah swt  :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan
sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” ( QS Al-Jumu`ah ayat 9 )
6.      Jual beli dengan cara mengecoh
Dilarang jual beli dengan unsur penipuan, misalnya bagian atas atau permukaan tampak bagus, tetapi sebenarnya hanya bagian atas saja, sementara dibagian bawah atau dalamnya tidak sebagus yang diatas.
G.  Hikmah Disyariatkannya Jual Beli
1.      Pemenuhan kebutuhan hidup dengan adanya saling tukar menukar (pengganti)

2.      Melapangkan persoalan kehidupan dan tetapnya alam sehingga bisa meredam
perselisihan, perampokan, pencurian, pengkhianatan dan penipuan.
3.      Menjauhkan dari memakan / memiliki harta yang batil
H.  Perbadaan Jual Beli Dengan Riba
a.         Jual beli dihalalkan oleh Allah Swt, sedangkan riba diharamkan.
b.         Dalam aktifitas jual beli, antara untung dan rugi bergantung kepada kepandaian dan keuletan individu. Sedangkan dalam riba hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam semua aktivitasnya, tidak membutuhkan kepandaian dan kesungguhan bahkan terjadi kemandegan, penurunan dan kemalasan.
c.         Dalam jual beli terdapat 2 kemungkinan untung atau rugi. Sedangkan dalam riba hanya ada untung dan menutup pintu rugi.
d.        Dalam jual beli terjadi tukar menukar yang bermanfaat bagi kedua belah pihak. Sedangkan riba hanya memberi manfaat untuk satu pihak saja bahkan saling menzalimi atau merugikan.






























                                                               

Mengenai Saya

Mari kita belajar bersama... Mencari ilmu itu tidak hanya di bangku sekolah..